Membaca?
Siapa takut!
Sekarang ini sering kita mendengar istilah “Reading is the key to success in school (Membaca adalah kunci keberhasilan
di sekolah)”. Membaca, mungkin suatu hal yang mudah sekali untuk dilakukan,
tetapi bagaimana dengan negara kita? Berdasarkan data dari Organisasi
Pengembangan Kerja Sama Ekonomi (OECD), budaya membaca masyarakat Indonesia
terendah di antara 52 negara di kawasan Asia Timur. Selain itu, berdasarkan
hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan,
United Nation Education Society and Cultural Organization (UNESCO), minat baca
penduduk Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia. Betapa menyedihkan kondisi
negara kita. Dan anehnya di dunia Internasional, Indonesia diakui sangat
berhasil dalam pemberantasan buta huruf. Lantas dikemanakan kemampuan membaca
kita selama ini?
Dapat kita amati, membaca adalah
suatu kebudayaaan tersendiri bagi masyarakat Jepang. Mereka sudah terbiasa
dengan buku. Faktanya setiap tahun tercetak lebih dari 1 milliar buku. Bagi masyarakat
Jepang, kegiatan membaca ini dapat dilakukan dimana saja seperti di sekolah,
kereta, perpustakaan, toko buku, dll. Masyarakat Jepang juga sering melakukan “tachiyomi”
(kegiatan membaca yang dilakukan sambil berdiri walaupun tidak membeli). Perpustakaan
Jepang selalu ramai oleh pengunjung.
Sungguh jauh berbeda dengan kondisi
di Indonesia. Membaca merupakan suatu hal yang tabu. Dapat kita amati di
tempat-tempat umum seperti di halte, di kereta, atupun di kampus, masyarakat
Indonesia lebih asyik bermain dengan telepon genggamnya. Sangat jarang kita
melihat masyarakat kita pergi berbondong-bondong ke perpustakaan untuk membaca.
Perpustakaan hanya digunakan selagi kita membutuhkannya untuk mengerjakan tugas
atau yang lainnya.
Kita seharusnya sadar akan kondisi
negara kita saat ini. Sangat disayangkan apabila kemampuan membaca kita tidak
dapat dimanfaatkan dengan baik. Ingatlah pepatah “Buku adalah jendela dunia”.
Dengan membaca kita dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang dunia
luar, kita dapat menjelajah ke seluruh penjuru dunia tanpa harus bersusah payah
pergi ke luar negeri. Dan dengan membaca pula kita dapat mengetahui segala hal
yang orang lain belum tentu mengetahuinya dan kita dapat menyelam ke dalam
pikiran orang lain dan menggunakannya sebagai pengalaman baru untuk diri kita.
Lantas bagaimana kita dapat
meningkatkan budaya membaca kita yang masih sangat kurang? Pertama, membaca
membutuhkan suatu kebiasaan. Ada yang mengatakan bahwa sesuatu yang baik harus
diiringi dengan niat yang baik dan motivasi yang kuat. Jika kita telah memiliki
niat baik maka akan muncul motivasi yang kuat dalam diri kita. Untuk itu kita
perlu membangun motivasi dalam diri kita sendiri. Motivasi untuk membaca dapat
dimulai dari satu atau dua halaman hingga akhirnya menjadi tiga puluh halaman
dst. Motivasi akan mendorong kita melakukan sesuatu dengan ikhlas. Kedua, kita juga
harus mengubah pola berpikir kita. Kita sering beranggapan bahwa membaca itu
adalah kegiatan yang membosankan, membuat mata kita pedih, dsb. Asumsi-asumsi
seperti itu harus kita hapus dan menggantikannya dengan berpikir positif.
Buktikan bahwa saat ini kita bisa.
Jadikan membaca sebagai salah satu aktivitas yang menyenangkan yang bisa kita
lakukan dimana saja dan kapan saja tanpa harus membuang-buang tenaga untuk
hal-hal yang kurang bermanfaat. Tularkan budaya membaca kita pada generasi
berikutnya. Membaca? Siapa takut!
Ade Cintya Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar