Kamis, 18 April 2013

read for write



Membaca? Siapa takut!
Sekarang ini sering kita mendengar istilah “Reading is the key to success in school (Membaca adalah kunci keberhasilan di sekolah)”. Membaca, mungkin suatu hal yang mudah sekali untuk dilakukan, tetapi bagaimana dengan negara kita? Berdasarkan data dari Organisasi Pengembangan Kerja Sama Ekonomi (OECD), budaya membaca masyarakat Indonesia terendah di antara 52 negara di kawasan Asia Timur. Selain itu, berdasarkan hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, United Nation Education Society and Cultural Organization (UNESCO), minat baca penduduk Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia. Betapa menyedihkan kondisi negara kita. Dan anehnya di dunia Internasional, Indonesia diakui sangat berhasil dalam pemberantasan buta huruf. Lantas dikemanakan kemampuan membaca kita selama ini?
Dapat kita amati, membaca adalah suatu kebudayaaan tersendiri bagi masyarakat Jepang. Mereka sudah terbiasa dengan buku. Faktanya setiap tahun tercetak lebih dari 1 milliar buku. Bagi masyarakat Jepang, kegiatan membaca ini dapat dilakukan dimana saja seperti di sekolah, kereta, perpustakaan, toko buku, dll. Masyarakat Jepang juga sering melakukan “tachiyomi” (kegiatan membaca yang dilakukan sambil berdiri walaupun tidak membeli). Perpustakaan Jepang selalu ramai oleh pengunjung.
Sungguh jauh berbeda dengan kondisi di Indonesia. Membaca merupakan suatu hal yang tabu. Dapat kita amati di tempat-tempat umum seperti di halte, di kereta, atupun di kampus, masyarakat Indonesia lebih asyik bermain dengan telepon genggamnya. Sangat jarang kita melihat masyarakat kita pergi berbondong-bondong ke perpustakaan untuk membaca. Perpustakaan hanya digunakan selagi kita membutuhkannya untuk mengerjakan tugas atau yang lainnya.
Kita seharusnya sadar akan kondisi negara kita saat ini. Sangat disayangkan apabila kemampuan membaca kita tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Ingatlah pepatah “Buku adalah jendela dunia”. Dengan membaca kita dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang dunia luar, kita dapat menjelajah ke seluruh penjuru dunia tanpa harus bersusah payah pergi ke luar negeri. Dan dengan membaca pula kita dapat mengetahui segala hal yang orang lain belum tentu mengetahuinya dan kita dapat menyelam ke dalam pikiran orang lain dan menggunakannya sebagai pengalaman baru untuk diri kita.
Lantas bagaimana kita dapat meningkatkan budaya membaca kita yang masih sangat kurang? Pertama, membaca membutuhkan suatu kebiasaan. Ada yang mengatakan bahwa sesuatu yang baik harus diiringi dengan niat yang baik dan motivasi yang kuat. Jika kita telah memiliki niat baik maka akan muncul motivasi yang kuat dalam diri kita. Untuk itu kita perlu membangun motivasi dalam diri kita sendiri. Motivasi untuk membaca dapat dimulai dari satu atau dua halaman hingga akhirnya menjadi tiga puluh halaman dst. Motivasi akan mendorong kita melakukan sesuatu dengan ikhlas. Kedua, kita juga harus mengubah pola berpikir kita. Kita sering beranggapan bahwa membaca itu adalah kegiatan yang membosankan, membuat mata kita pedih, dsb. Asumsi-asumsi seperti itu harus kita hapus dan menggantikannya dengan berpikir positif.
Buktikan bahwa saat ini kita bisa. Jadikan membaca sebagai salah satu aktivitas yang menyenangkan yang bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja tanpa harus membuang-buang tenaga untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Tularkan budaya membaca kita pada generasi berikutnya. Membaca? Siapa takut!
Ade Cintya Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar