Optimalisasi
Pendidikan Karakter di Sekolah
Judul
buku : Buku Panduan Internalisasi Pendidikan
Karakter di Sekolah
Pengarang : Jamal
Ma’mur Asmani
Penerbit : DIVA Press (Anggota IKAPI) Jogjakarta
Tahun
terbit : September 2011
Cetakan : Pertama
Tebal
buku : 203 halaman
Jamal Ma’mur Asmani, lahir pada 11
Oktober 1979, adalah anak ke-3 dari lima bersaudara dari Irham Asmani dan Siti
Ruqoyyah. Penulis lulus Ibtidaiyah dan Tsanawiyah dari Madrasah Mishabul Ulum,
Pati. Sedangkan Aliyah ditempuh di Matholi’ul Falah, Pati. Selain itu, penulis
juga menempuh pendidikan non formalnya seperti di Pondok Pesantren Raudlatul
Ulum, Pati (1995-1998); Pondok Pesantren Sunan Ampel, Jombang (1998-2002);
Pondok Pesantren Salafiyah, Jombang (2002); dan Pondok Pesantren Mahasiswa
al-Aqobah, Jombang (2002-2004). Pada pertengahan tahun 2010, beliau melanjutkan
studi di Pascasarjana IAIN Wali Songo, Semarang.
Beliau sudah memiliki bakat menulis
sejak masih Aliyah. Tulisannya sudah menyebar di berbagai media massa, baik lokal
maupun nasional. Tulisannya sudah banyak yang diterbitkan. Salah satunya,
dimuat di buku Menggagas Pesantren Masa Depan (Qirtas Qalam, 2003), Kedahsyatan
Puasa Dawud (Mitra Pustaka, 2007), dan Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh; Antara
Konsep dan Implementasi (Khalista, 2007). Selain menulis, beliau juga mengajar
di Perguruan Islam Matholi’ul Falah pada tahun 2004. Beliau juga aktif di forum
Syuriyah Nahdlatul Ulama dan mendirikan forum diskusi dengan tokoh-tokoh muda
Pati dalam wadah Isfi, Institut Studi Fiqh Progresif. Kemudian beliau juga
merintis Perpustakaan Al-Hikmah di desa kelahirannya.
Buku Panduan Internalisai Pendidikan
Karakter di Sekolah merupakan salah satu buku karangan Jamal Ma’mur Asmani.
Buku ini memberikan kesadaran bagi kita betapa pentingnya pendidikan karakter
terutama di era globalisasi seperti sekarang ini. Buku ini ditulis dengan
tujuan menularkan virus pendidikan karakter kepada semua pihak yang peduli pada
kesuksesan bangsa Indonesia dalam membangun karakter generasi mudanya, terutama
di lembaga pendidikan. Di dalam buku ini juga terdapat kata-kata motivasi yang
secara tidak langsung mendongkrak semangat para pembaca.
Buku Panduan Internalisasi
Pendidikan Karakter di Sekolah memaparkan beberapa kajian tentang pentingnya
pendidikan karakter terutama di sekolah. Lembaga pendidikan seperti halnya
sekolah seharusnya dapat menjadi pionir kesadaran pendidikan karakter. Lalu
bagaimana kita dapat menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik kita?
Yang kita butuhkan saat ini adalah solusi bagaimana kita dapat menanamkan
karakter yang kuat pada anak di sekolah sehingga nantinya akan terbentuk mental
dan spirit yang kuat. Karakter yang kuat akan menjadikan dirinya sebagai
seorang pemenang dalam medan kompetisi pada era hiperkompetitif ini.
Buku ini memberikan solusi bagi
prestasi dan kreativitas yang menurun. Selain itu, buku ini juga memberikan
jalan keluar bagi fenomena dekadensi, degradasi moral, dan kepribadian akut
yang menimpa mayoritas muda negeri ini. Buku ini mengungkapkan betapa pentingnya membangun
karakter kuat yang mampu bersaing di era globalisasi, tidak terlena dengan
kenikmatan duniawi yang dijanjikan globalisasi, dan senantiasa melestarikan
kebudayaan bangsa agar tidak hilang begitu saja.
Dalam buku ini, disajikan beberapa
kajian seputar pendidikan karakter. Misalnya pentingnya karakter, peran guru
dalam pendidikan karakter, tahap-tahap pendidikan karakter, beberapa tantangan
dalam pendidikan karakter, menghindari lahirnya generasi berkarakter instan,
karakter tokoh yang layak diteladani, dan tips efektif pendidikan karakter di
sekolah. Buku ini di akhiri dengan statemen demonstrative, yaitu pada bagian karakter
kuat, prestasi mengkilat.
Pada bab satu dijelaskan tentang apa
itu globalisasi dan dampaknya terhadap karakter bangsa Indonesia. Penulis
memberikan langkah-langkah yang dapat diambil untuk Indonesia dalam menghadapi
globalisasi ini. Pertama, mengirim kader-kader terbaik bangsa ke negara-negara
maju untuk menyerap pengetahuan dan teknologi mereka, kemudian pulang kampung
untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi di negeri sendiri. Kedua,
menggalakkan penelitian dan pengembangan di semua lembaga dan bidang untuk
menghasilkan temuan-temuan baru yang orisinil dan spektakuler. Ketiga,
memperkokoh karakter bangsa, khususnya kader-kader muda yang baru aktif di
bangku sekolah dan kuliah sebagai calon pembaru masa depan bangsa.
Pada bab dua, penulis menyajikan
bagaimana peran seorang guru dalam pendidikan karakter. Baik buruknya
pendidikan sangat tergantung pada sosok guru. Guru merupakan aktor penggerak
sejarah peradaban manusia dengan melahirkan kader-kader masa depan bangsa yang
berkualitas. Dalam buku ini, penulis menguraikan beberapa peran guru dalam
pendidikan karakter, yaitu keteladanan, inspirator, motivator, dinamisator, dan
evaluator. Kelima peran guru tersebut sangat penting dalam pengembangan
kepribadian peserta didik di sekolah.
Bab tiga dengan judul Tahap-Tahap
Pendidikan Karakter memberikan tahapan –tahapan bagaimana menanamkan pendidikan
karakter sejak dini. Penulis membagi tahapan tersebut ke dalam lima tahap.
Tahap pertama yaitu tahap penanaman adab, tahap ini diberikan kepada anak berumur
5-6 tahun. Tahap kedua yaitu tahap penanaman tanggung jawab, tahap ini
diberikan kepada anak berumur 7-8 tahun. Tahap ketiga yaitu tahap penanaman
kepedulian yang diberikan kepada anak berumur 9-10 tahun. Tahap keempat yaitu
tahap penanaman kemandirian, tahap ini diberikan pada anak nerumur 11-12 tahun.
Tahap terakhir yaitu tahap penanaman pentingnya bermasyarakat yang diberikan
pada anak berumur 13 tahun ke atas.
Selanjutnya bab empat penulis membahas
tentang beberapa tantangan dalam pendidikan karakter. Tantangan-tantangan
tersebut meliputi pengaruh negative televisi, pergaulan bebas, internet, tempat
karaoke, dan tempat wisata. Kemajuan teknologi seperti sekarang ini apabila
tidak dapat kita manfaatkan dengan baik maka hal itu akan menjadi boomerang bagi
kita. Kita akan terkena imbas dari pengaruh negative yang muncul dari kemajuan
teknologi saat ini. Dengan karakter yang kuat tentu saja kita dapat melewati
tantangan-tantangan itu dengan mudah dan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi
dengan sebaik-baiknya.
Pada bab lima, penulis membahas
tentang indikasi-indikasi generasi berkarakter instan dimana karakter ini
merupakan karakater yang dapat merusak mental anak bangsa. Generasi instan
cenderung melakukan sesuatu tanpa perhitungan yang matang dan sama sekali tidak
melihat dari sisi efektivitas dan efisiensi. Mereka hanya melihat dari aspek
hasilnya. Kita harus memperhatikan beberapa indikator generasi serba instan
seperti yang tertera pada buku ini, generasi instan suka memburu tren negative,
tidak menyukai adanya proses, lebih menyukai menjadi konsumen daripada
produsen, mengagungkan kenikmatan duniawi, dan hilangnya jiwa perjuangan dan
pengabdian.
Kemudian pada bab enam, penulis
menyajikan tokoh-tokoh yang layak diteladani kaitannya dengan penanaman pendidikan
karakter. Namun sayangnya tokoh-tokoh yang penulis sajikan masih terdengar
asing di masyarakat luas sehingga pembaca kurang mengenal siapa tokoh-tokoh
yang penulis sajikan. Pembaca akan lebih tertarik apabila tokoh-tokoh teladan
yang disajikan sudah dikenal masyarakat secara luas. Seharusnya penulis dapat
menyajikan tokoh-tokoh yang terkemuka di mata dunia yang dapat digunakan
sebagai contoh tokoh-tokoh yang dianggap berhasil dalam menanamkan pendidikan
karakter.
Kemudian di bagian akhir, penulis menawarkan
beberapa tips efektif pendidikan karakter di sekolah. Tips efektif ini meliputi
menghidupkan sholat berjamaah, mencium tangan guru, menambah mata pelajaran biografi para tokoh,
membuat pesan-pesan pendek di tempat-tempat strategis, menggelar doa dan
istighosah rutin, menyediakan koleksi buku akhlak yang berkualitas, mengunjungi
mentor, menanamkan keikhlasan, membuat program praktik pendidikan karakter, dan
yang terakhir memberikan reward dan sanksi. Tips-tips ini merupakan solusi jitu
bagaimana kita dapat mengoptimalisasi pendidikan karakter pada peserta didik
kita terutama di sekolah.
Buku ini merupakan solusi
alternative dalam menanggulangi bobroknya kepribadian anak didik kita saat ini.
Buku ini memudahkan pembaca dalam memahami bagaimana cara kita menanamkan
pendidikan karakter karena bahasa yang digunakan penulis sangat mudah untuk
dipahami sehingga kecil kemungkinan terjadinya kesalahan konsep pembaca.
Penulis juga banyak mengungkapkan fakta-fakta aktual yang terjadi di negeri
kita sehingga kita lebih memahami bagaimana kondisi bangsa kita saat ini.
Bila dilihat dari judul dan isi dari
buku ini memang sudah cukup bagus. Hanya saja masih terdapat beberapa kesalahan
dalam tulisan. Selain itu buku ini cenderung menekankan pada pendidikan Islam.
Hal ini mungkin saja dapat menyinggung perasaan pembaca non Islam. Namun diluar
itu keseluruhan isinya sudah cukup bagus. Buku ini sangat bermanfaat bagi para
pemikir dan penyelenggara pendidikan karena pendidikan merupakan hal yang
esensi yang dapat mengubah pola berpikir peserta didik menuju arah yang lebih
baik.
Ade
Cintya Putri