Kamis, 18 April 2013

book review



Optimalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah

Judul buku               :      Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah
Pengarang               :      Jamal Ma’mur Asmani
Penerbit                  :      DIVA Press (Anggota IKAPI) Jogjakarta
Tahun terbit             :      September 2011
Cetakan                  :      Pertama
Tebal buku              :      203 halaman

            Jamal Ma’mur Asmani, lahir pada 11 Oktober 1979, adalah anak ke-3 dari lima bersaudara dari Irham Asmani dan Siti Ruqoyyah. Penulis lulus Ibtidaiyah dan Tsanawiyah dari Madrasah Mishabul Ulum, Pati. Sedangkan Aliyah ditempuh di Matholi’ul Falah, Pati. Selain itu, penulis juga menempuh pendidikan non formalnya seperti di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Pati (1995-1998); Pondok Pesantren Sunan Ampel, Jombang (1998-2002); Pondok Pesantren Salafiyah, Jombang (2002); dan Pondok Pesantren Mahasiswa al-Aqobah, Jombang (2002-2004). Pada pertengahan tahun 2010, beliau melanjutkan studi di Pascasarjana IAIN Wali Songo, Semarang.
            Beliau sudah memiliki bakat menulis sejak masih Aliyah. Tulisannya sudah menyebar di berbagai media massa, baik lokal maupun nasional. Tulisannya sudah banyak yang diterbitkan. Salah satunya, dimuat di buku Menggagas Pesantren Masa Depan (Qirtas Qalam, 2003), Kedahsyatan Puasa Dawud (Mitra Pustaka, 2007), dan Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh; Antara Konsep dan Implementasi (Khalista, 2007). Selain menulis, beliau juga mengajar di Perguruan Islam Matholi’ul Falah pada tahun 2004. Beliau juga aktif di forum Syuriyah Nahdlatul Ulama dan mendirikan forum diskusi dengan tokoh-tokoh muda Pati dalam wadah Isfi, Institut Studi Fiqh Progresif. Kemudian beliau juga merintis Perpustakaan Al-Hikmah di desa kelahirannya.
            Buku Panduan Internalisai Pendidikan Karakter di Sekolah merupakan salah satu buku karangan Jamal Ma’mur Asmani. Buku ini memberikan kesadaran bagi kita betapa pentingnya pendidikan karakter terutama di era globalisasi seperti sekarang ini. Buku ini ditulis dengan tujuan menularkan virus pendidikan karakter kepada semua pihak yang peduli pada kesuksesan bangsa Indonesia dalam membangun karakter generasi mudanya, terutama di lembaga pendidikan. Di dalam buku ini juga terdapat kata-kata motivasi yang secara tidak langsung mendongkrak semangat para pembaca.
            Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah memaparkan beberapa kajian tentang pentingnya pendidikan karakter terutama di sekolah. Lembaga pendidikan seperti halnya sekolah seharusnya dapat menjadi pionir kesadaran pendidikan karakter. Lalu bagaimana kita dapat menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik kita? Yang kita butuhkan saat ini adalah solusi bagaimana kita dapat menanamkan karakter yang kuat pada anak di sekolah sehingga nantinya akan terbentuk mental dan spirit yang kuat. Karakter yang kuat akan menjadikan dirinya sebagai seorang pemenang dalam medan kompetisi pada era hiperkompetitif ini.
            Buku ini memberikan solusi bagi prestasi dan kreativitas yang menurun. Selain itu, buku ini juga memberikan jalan keluar bagi fenomena dekadensi, degradasi moral, dan kepribadian akut yang menimpa mayoritas muda negeri ini. Buku ini  mengungkapkan betapa pentingnya membangun karakter kuat yang mampu bersaing di era globalisasi, tidak terlena dengan kenikmatan duniawi yang dijanjikan globalisasi, dan senantiasa melestarikan kebudayaan bangsa agar tidak hilang begitu saja.
            Dalam buku ini, disajikan beberapa kajian seputar pendidikan karakter. Misalnya pentingnya karakter, peran guru dalam pendidikan karakter, tahap-tahap pendidikan karakter, beberapa tantangan dalam pendidikan karakter, menghindari lahirnya generasi berkarakter instan, karakter tokoh yang layak diteladani, dan tips efektif pendidikan karakter di sekolah. Buku ini di akhiri dengan statemen demonstrative, yaitu pada bagian karakter kuat, prestasi mengkilat.
            Pada bab satu dijelaskan tentang apa itu globalisasi dan dampaknya terhadap karakter bangsa Indonesia. Penulis memberikan langkah-langkah yang dapat diambil untuk Indonesia dalam menghadapi globalisasi ini. Pertama, mengirim kader-kader terbaik bangsa ke negara-negara maju untuk menyerap pengetahuan dan teknologi mereka, kemudian pulang kampung untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi di negeri sendiri. Kedua, menggalakkan penelitian dan pengembangan di semua lembaga dan bidang untuk menghasilkan temuan-temuan baru yang orisinil dan spektakuler. Ketiga, memperkokoh karakter bangsa, khususnya kader-kader muda yang baru aktif di bangku sekolah dan kuliah sebagai calon pembaru masa depan bangsa.
            Pada bab dua, penulis menyajikan bagaimana peran seorang guru dalam pendidikan karakter. Baik buruknya pendidikan sangat tergantung pada sosok guru. Guru merupakan aktor penggerak sejarah peradaban manusia dengan melahirkan kader-kader masa depan bangsa yang berkualitas. Dalam buku ini, penulis menguraikan beberapa peran guru dalam pendidikan karakter, yaitu keteladanan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator. Kelima peran guru tersebut sangat penting dalam pengembangan kepribadian peserta didik di sekolah.
            Bab tiga dengan judul Tahap-Tahap Pendidikan Karakter memberikan tahapan –tahapan bagaimana menanamkan pendidikan karakter sejak dini. Penulis membagi tahapan tersebut ke dalam lima tahap. Tahap pertama yaitu tahap penanaman adab, tahap ini diberikan kepada anak berumur 5-6 tahun. Tahap kedua yaitu tahap penanaman tanggung jawab, tahap ini diberikan kepada anak berumur 7-8 tahun. Tahap ketiga yaitu tahap penanaman kepedulian yang diberikan kepada anak berumur 9-10 tahun. Tahap keempat yaitu tahap penanaman kemandirian, tahap ini diberikan pada anak nerumur 11-12 tahun. Tahap terakhir yaitu tahap penanaman pentingnya bermasyarakat yang diberikan pada anak berumur 13 tahun ke atas.
            Selanjutnya bab empat penulis membahas tentang beberapa tantangan dalam pendidikan karakter. Tantangan-tantangan tersebut meliputi pengaruh negative televisi, pergaulan bebas, internet, tempat karaoke, dan tempat wisata. Kemajuan teknologi seperti sekarang ini apabila tidak dapat kita manfaatkan dengan baik maka hal itu akan menjadi boomerang bagi kita. Kita akan terkena imbas dari pengaruh negative yang muncul dari kemajuan teknologi saat ini. Dengan karakter yang kuat tentu saja kita dapat melewati tantangan-tantangan itu dengan mudah dan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan sebaik-baiknya.
            Pada bab lima, penulis membahas tentang indikasi-indikasi generasi berkarakter instan dimana karakter ini merupakan karakater yang dapat merusak mental anak bangsa. Generasi instan cenderung melakukan sesuatu tanpa perhitungan yang matang dan sama sekali tidak melihat dari sisi efektivitas dan efisiensi. Mereka hanya melihat dari aspek hasilnya. Kita harus memperhatikan beberapa indikator generasi serba instan seperti yang tertera pada buku ini, generasi instan suka memburu tren negative, tidak menyukai adanya proses, lebih menyukai menjadi konsumen daripada produsen, mengagungkan kenikmatan duniawi, dan hilangnya jiwa perjuangan dan pengabdian.
            Kemudian pada bab enam, penulis menyajikan tokoh-tokoh yang layak diteladani kaitannya dengan penanaman pendidikan karakter. Namun sayangnya tokoh-tokoh yang penulis sajikan masih terdengar asing di masyarakat luas sehingga pembaca kurang mengenal siapa tokoh-tokoh yang penulis sajikan. Pembaca akan lebih tertarik apabila tokoh-tokoh teladan yang disajikan sudah dikenal masyarakat secara luas. Seharusnya penulis dapat menyajikan tokoh-tokoh yang terkemuka di mata dunia yang dapat digunakan sebagai contoh tokoh-tokoh yang dianggap berhasil dalam menanamkan pendidikan karakter.
            Kemudian di bagian akhir, penulis menawarkan beberapa tips efektif pendidikan karakter di sekolah. Tips efektif ini meliputi menghidupkan sholat berjamaah, mencium tangan guru,  menambah mata pelajaran biografi para tokoh, membuat pesan-pesan pendek di tempat-tempat strategis, menggelar doa dan istighosah rutin, menyediakan koleksi buku akhlak yang berkualitas, mengunjungi mentor, menanamkan keikhlasan, membuat program praktik pendidikan karakter, dan yang terakhir memberikan reward dan sanksi. Tips-tips ini merupakan solusi jitu bagaimana kita dapat mengoptimalisasi pendidikan karakter pada peserta didik kita terutama di sekolah.
            Buku ini merupakan solusi alternative dalam menanggulangi bobroknya kepribadian anak didik kita saat ini. Buku ini memudahkan pembaca dalam memahami bagaimana cara kita menanamkan pendidikan karakter karena bahasa yang digunakan penulis sangat mudah untuk dipahami sehingga kecil kemungkinan terjadinya kesalahan konsep pembaca. Penulis juga banyak mengungkapkan fakta-fakta aktual yang terjadi di negeri kita sehingga kita lebih memahami bagaimana kondisi bangsa kita saat ini.
            Bila dilihat dari judul dan isi dari buku ini memang sudah cukup bagus. Hanya saja masih terdapat beberapa kesalahan dalam tulisan. Selain itu buku ini cenderung menekankan pada pendidikan Islam. Hal ini mungkin saja dapat menyinggung perasaan pembaca non Islam. Namun diluar itu keseluruhan isinya sudah cukup bagus. Buku ini sangat bermanfaat bagi para pemikir dan penyelenggara pendidikan karena pendidikan merupakan hal yang esensi yang dapat mengubah pola berpikir peserta didik menuju arah yang lebih baik.
                                                                                               Ade Cintya Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar